Menyortir arang tempurung kelapa yang bersih tidak tercampur dengan sisa-sisa pembakaran ataupun sampah. Arang tempurung kelapa ini juga harus di lakukan tes pembakaran untuk memastikan arang ini tidak sakit (mati ditengah sebelum habis). Karena untuk menentukan bagus tidaknya sebuah briket 80% merupakan peran dari bahan baku.
2. Penggilingan
Setelah disortir maka arang-arang tersebut digiling dengan mesin penggiling menjadi butiran pasir yang lembut.
3. Mixing
Bahan baku lain yang digunakan dalam proses pembuatan briket adalah tepung tapioka, hal ini berguna agar arang hasil gilingan tersebut dapat lengket dan menyatu saat dilakukan pencetakan. Arang yang berupa pasir tersebut kemudian dicampur dengan tepung tapioka dengan takaran 3% agar dapat menyatu dan tidak pecah saat dibakar
.4. Blending
Setelah proses mixing, yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan blending agar adonan briket menjadi lembut dan mudah untuk dicetak.
Ada beberapa bentuk dan ukuran briket sesuai dengan kebutuhan dan permintataan konsumen. Contohnya untuk penghangat ruangan dan BBQ meenggunakan ukuran besar dan bentuk hexagonal, sedangkan untuk shisa menggunakan bentuk kubus. Bentuk juga dipengaruhi pasar dinegara tujuan, untuk mengubah bentuk-bentuk briket ini cukup dengan mengganti pisau mesin.
6. Sortir Briket
Proses selanjutnya adalah menyortir hasil cetakan briket, memilih briket-briket dengan presisi yang baik yang dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Proses ini juga bertujuan untuk memisahkan briket-briket yang lengket satu sama lain menjadi satuan-satuan.
7. Oven
Proses pengolahan terakhir adalah pembakaran dengan oven mencapai 180’C dalam waktu sekitar 14 jam. Hal ini bertujuan agar briket menjadi matang, keras, tidak gampang pecah dan dapat memberikan suhu panas serta lama pembakaran yang maximal saat digunakan.
8. Packaging
Pada tahap terakhir adalah memasukkan barang jadi briket arang tempurung kelapa kedalam Inner Box dan Master Box untuk kemudian dimuat kedalam container lalu dikirim (Export) sesuai alamat pemesan.